KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT
yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada
kita semua, sehingga kita dapat menyusun makalah Insya Allah dimuliakan oleh Nya.syukur yang tiada hentinya bagi TUHAN yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas untuk mata pelajaran kimia, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Sistem Koloid.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
kita semua, sehingga kita dapat menyusun makalah Insya Allah dimuliakan oleh Nya.syukur yang tiada hentinya bagi TUHAN yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas untuk mata pelajaran kimia, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Sistem Koloid.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR
BAB I SISTEM KOLOID
II.1. Perbedaan larutan Koloid dan Suspensi
II.2.Jenis-jenis Koloid dan contohnya
II.3. Sifat koloid dan contohnya
II.4. Koloid Liofil dan Liofol
II.5. Pembuatan Koloid
II.6. Contoh soal
BAB II KESIMPULAN
III.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I SISTEM KOLOID
Perbedaan ,larutan Koloid dan Suspensi
Perbedaan ,larutan Koloid dan Suspensi
1. Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih
zat (unsur/molekul). Ketika ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut
dan zat yang terlarut ini disebut soluble (dapat larut) dan yang lainnya
yang tidak dapat larut disebut insoluble (tidak dapat larut). Garam dan
gula sangat mudah larut dalam air.
Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang
lebih besar disebut dengan pelarut dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut
zat terlarut. Apa artinya bahwa suatu zat terlarut dalam zat lainnya? Hal ini
berarti bahwa molekul-molekul dari zat terlarut terpisah dan terdistribusikan
secara merata dalam pelarut.
Zat tidak dapat larut (insoluble)
mempertahankan keadaannya agar tidak terdistribusi dalam pelarut. Biasanya yang
digunakan sebagai pelarut adalah air, karena kebanyakan zat padat akan terlarut
dalam air, tetapi sebenarnya hampir semua cairan dapat dijadikan pelarut.
Zat terlarut pun bisa berada dalam kondisi, padat,
cair atau gas. Contoh larutan logam padat adalah baja (Fe+C), kuningan (Cu+Zn)
dan perunggu (Cu+Sn). Kedua komponen logam tersebut saling elarutkan, sama
seperti larutan dengan komponen cair atau gas. Contohnya adalah karbondioksida
yang ditambahkan ke dalam minuman agar berbuih. Dalam air kolam, sungai dan
juga laut, gas semisal oksigen, karbondioksida dan gas lainnya masuk ke dalam
larutan secara alami. Kehadiran gas-gas ini dalam air memungkinkan adanya
kehidupan dasar laut
2. Suspensi ( Campuran )
Bilamana kita mencampurkan gula dengan air maka akan
didapatkan larutan, namun jika kita mencampurkan pasir kedalam air, kita akan
mendapatkan campuran. Ketika kita mencampurkan garam dan pasir maka yang akan
kita dapatkan juga adalah campuran. Dengan menggunakan sepasang penjepit tipis
akan dimungkinkan untuk memisahkan butiran pasir dari air atau sepotong
batubara dari bubuk campuran, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan untuk
memisahkan molekul-molekul gula dari air, karena ukurannya yang sangat kecil.
Karena hal itulah yang membedakan suatu campuran dengan larutan. Dalam suatu
campuran partikel-partikelnya berukuran cukup besar, sehingga mungkin untuk
dipisahkan dengan menggunakan metode mekanik.
Misalnya dengan menggunakan ayakan campuran
dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian penyusunnya. Tetapi hal ini tidak bisa
dilakukan terhadap larutan dikarenakan ukurannya yang sangat kecil. Untuk
memisahkan komponen dalam larutan harus menggunakan metode fisika seperti
destilasi.
Jadi campuran tersusun dari pertikel-partikel yang
berukuran cukup besar, sedangkan larutan tersusun dari partikel-partikel yang
sangat kecil. Suspensi yang kadang kita temui, misalnya minuman kopi/ teh
tubruk yang ampasnya bisa kita saring.
3. KOLOID
Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara
merata, tetapi tidaklah terjadi pada campuran. Dalam campuran molekul-molekul
tidak terpisah dan menyisakan partikel padat. Dari bagian ini terlihat
ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil dan
campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar.
Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan
larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil
tetapi bukan berukuran molekul. Hal yang membedakan koloid dari larutan dan
campuran adalah pada ukurannya.
Koloid adalah tersebarnya partikel-partikel kecil
dengan ukuran 10-7 sampai 10-5 cm. Jika partikel yang
lebih besar dari 10-5 cm maka disebut dengan campuran dan jika
ukuran partikel lebih kecil dari 10-7 cm maka disebut dengan
larutan.
Perbedaan Larutan, Koloid dan
Suspensi
Perbandingan campuran
|
|||
Aspek
|
Larutan
|
Koloid
|
Suspensi
|
Ukuran Partikel
|
< 10-7 cm
|
10-7 < s.d <10-5 cm
|
10-5 cm <
|
Jumlah Fasa
|
1
|
2
|
2
|
Distribusi Partikel
|
Homogeny
|
heterogen
|
Heterogen
|
Penyaringan
|
Tidak dapat disaring
|
Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
|
Dapat disaring
|
Kestabilan
|
Stabil, tidak memisah
|
Stabil,tidak memisah
|
Tidak stabil, memisah
|
Contoh
|
Larutan gula, larutan garam, udara bersih
|
Tepung kanji dalam air, mayonase, debu di udara
|
Campuran pasir dan air, sel darah merah dan plasma
putih dal
|
Jenis-jenis
Koloid dan contohnya
Koloid merupakan suatu sistem yang
terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium
pendispersi). Berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya,
koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel
berikut.
No
|
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Nama Koloid
|
Contoh
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
|
Padat
Cair
Gas
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
|
Sol padat
Sol
Aerosol padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Buih/busa
Buih padat
|
Gelas berwarna, intan hitam,
paduan logam
Sol emas, sol belerang, tinta,
cat, tanah liat
Asap (smoke), debu
Kabut (fog), awan, embun
Susu, santan, minyak ikan,
mayonaise
Jelly, mutiara, keju, mentega,
nasi
Buih sabun, krim kocok, pasta
Karet busa, batu apung, styrofoam,
kerupuk
|
a. Sol
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium pendispersi
zat cair.Contohnya sol sabun, sol deterjen, sol kanji.
b. Aerosol
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi
gas.Contoh produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot
obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu
bahan pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah
CFC dan karbon dioksida.
c. Emulsi
Merupakan sistem koloid
dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi cair. Syarat
terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling
melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :
-
Emulsi minyak dalam air ( M/A )
Contoh : santan, susu, lateks
Contoh : santan, susu, lateks
-
Emulsi air dalam minyak ( A/M )
Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan
Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan
Untuk
membuat emulsi diperlukan zat pengemulsi (emulgator). Contohnya, sabun
mengemulsikan minyak ke dalam air, kasein dalam susu, kuning telur dalam
mayonaise.
d. Buih
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair.
Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya
sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam,
pada alat pemadam kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk
memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.
e. Gel
Merupakan
koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar, lem
kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya.
Sifat koloid dan contohnya
- Efek Tyndall
Efek
Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan
partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan
jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk
melalui celah.
- Gerak Brown
Gerak
Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat
pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak
memisah jika didiamkan.
- Adsorbsi Koloid
Adsorsi
koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi
digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare
- Muatan Koloid dan
Elektroforesis
Muatan
Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.Elektroforesis
adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Partikel
koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya.
Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada
permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena
partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke
dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda
negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh:
cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan
tujuan untuk menggumpalkan debunya.
- Koagulasi Koloid
Koagulasi
koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi
jernih.
Faktor-faktor
yang menyebabkan koagulasi:
Ø Perubahan suhu.
Ø Pengadukan.
Ø Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Ø Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Ø Perubahan suhu.
Ø Pengadukan.
Ø Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Ø Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
- Koloid Pelindung
Sistem
koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar
disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel
terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid
liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung
ialah koloid liofil.
Sol
liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit,
tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid
liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil
dan liofob:
- Koloid liofil (suka
cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar
antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji,
sabun, deterjen.
- Koloid liofob (tidak
suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah
atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
- Dialisis
Pada
pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan
suatu proses yang disebut dialisis.
Dalam
proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong
koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar).
Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu selaput
yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul
sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari
kantong dan hanyut bersama air.
- Koloid Liofil dan
Koloid Liofob
Koloid
Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid
Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
Koloid
Liofil
|
Koloid
Liofob
|
|
|
Koloid Liofil dan Liofol
Sifat-Sifat
|
Sol
Liofil
|
Sol
Liofob
|
Pembuatan
|
Dapat dibuat langsung dengan
mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
|
Tidak dapat dibuat hanya dengan
mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
|
Muatan partikel
|
Mempunyai muatan yang kecil atau
tidak bermuatan
|
Memiliki muatan positif atau
negative
|
Adsorpsi medium pendispersi
|
Partikel-partikel sol liofil
mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu
terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling
partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
|
Partikel-partikel sol liofob tidak
mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi
partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
|
Viskositas (kekentalan)
|
Viskositas sol liofil >
viskositas medium pendispersi
|
Viskositas sol hidrofob hampir
sama dengan viskositas medium pendispersi
|
Penggumpalan
|
Tidak mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit
|
Mudah menggumpal dengan penambahan
elektrolit karena mempunyai muatan.
|
Sifat reversibel
|
Reversibel, artinya fase terdispersi
sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali
menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
|
Irreversibel artinya sol liofob
yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
|
Efek Tyndall
|
Memberikan efek Tyndall yang lemah
|
Memberikan efek Tyndall yang jelas
|
Migrasi dalam medan listrik
|
Dapat bermigrasi ke anode, katode,
atau tidak bermigrasi sama sekali
|
Akan bergerak ke anode atau
katode, tergantung jenis muatan partikel
|
Pembuatan
Koloid
1.
Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
Secara Kimia
Yaitu perubahan zat yang menghasilkan zat jenis baru.
a. Reaksi Redoks
Yaitu reaksi yang
disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang dihasilkan adalah hasil
reduksi atau oksidasi.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
b. Reaksi Hidrolisis
Yaitu reaksi suatu
zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid
basa dari suatu garam yang dihidrolisis.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis
FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3,
maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
c.
Dekomposisi Rangkap atau Pertukaran Ion
Umumnya digunakan dalam membuat koloid dari zat yang sukar
larut yang dihasilkan dari reaksi kimia. Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi
antara larutan As2O3 dengan larutan H2S
As2O3 (aq)+ 3H2S (g) ⎯⎯→ As2S3 (koloid) + 6H2O(l)
As2O3 (aq)+ 3H2S (g) ⎯⎯→ As2S3 (koloid) + 6H2O(l)
Secara Fisika
Dilakukan dengan menurunkan kelarutan suatu zat
terlarut ,dengan cara mengubah pelarutnya
1.
pembuatan sol belerang
belerang larut dalam alcohol, tetapi larut dalam air. Bila larutan jenuh dalam alcohol di tuang dalam air,maka akan terbentuk so belerang (koloid)
belerang larut dalam alcohol, tetapi larut dalam air. Bila larutan jenuh dalam alcohol di tuang dalam air,maka akan terbentuk so belerang (koloid)
2. pembutan gel kalsium asetat
bila larutan jenuhkalsium asetat di campur dengan alcohol akan terbentuk gel (koloid)
bila larutan jenuhkalsium asetat di campur dengan alcohol akan terbentuk gel (koloid)
2. Cara Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:
a. Cara mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
– Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
– Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
– Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
– Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:
a. Cara mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
– Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
– Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
– Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
– Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan
koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses
pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah
tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun
pelarut tertentu. Contoh:
– Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
– Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
– Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.
– Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
– Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
– Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.
c. Cara busur bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
Contoh
soal
1. Di antara zat berikut yang
termasuk aerosol ialah....
a. kaca
berwarna
d. Mutiara
b. cat e. Kabut
c. busa sabun
Pembahasan:
Aerosol mempunyai fasa terdispersi cair dan fasa pendispesi gas. Contoh: kabut, awan, hair spray.
Jawab: E
b. cat e. Kabut
c. busa sabun
Pembahasan:
Aerosol mempunyai fasa terdispersi cair dan fasa pendispesi gas. Contoh: kabut, awan, hair spray.
Jawab: E
2. Di bawah ini terdapat berbagai
contoh koloid, manakah dari contoh tersebut yang tergolong sol liofil?
a.
kabut
d. susu
b. uap NH4Cl e. agar-agar
c. busa sabun
Pembahasan:
Sol liofil adalah partikel-partikel padat dari koloid yang mengadsorpsi molekul-molekul cairan dan terbentuk selubung di sekitar patikel padat, contoh: agar-agar, sol agar-agar ini jika dipanaskan akan menjadi gel.
Jawab: E
b. uap NH4Cl e. agar-agar
c. busa sabun
Pembahasan:
Sol liofil adalah partikel-partikel padat dari koloid yang mengadsorpsi molekul-molekul cairan dan terbentuk selubung di sekitar patikel padat, contoh: agar-agar, sol agar-agar ini jika dipanaskan akan menjadi gel.
Jawab: E
3. Sistem koloid yang dibuat dengan
mendispersikan zat padat ke dalam cairan disebut....
a. aerosol
d. sol
b. emulsi e. agar-agar
c. buih
Pembahasan:
Jelas sistem koloid dimana fase terdispersinya padat dan pendispersinya cairan.
Jawab: D
b. emulsi e. agar-agar
c. buih
Pembahasan:
Jelas sistem koloid dimana fase terdispersinya padat dan pendispersinya cairan.
Jawab: D
4. Diberikan reaksi pembuatan koloid
sebagai berikut....
(1) FeCl3(aq) +
3H2O(1)
Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
(2) 2H2(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(1)
(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) 3SnCl4(aq) + 2Au(s)
(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 3H2O(1)
(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah.....
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
Pembahasan:
Reaksi hidrolis pada pembuatan koloid yaitu menambahkan air dengan tujuan mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel koloid.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
Larutan sejati air panas sol
Jawab: A
(2) 2H2(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(1)
(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) 3SnCl4(aq) + 2Au(s)
(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 3H2O(1)
(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah.....
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
Pembahasan:
Reaksi hidrolis pada pembuatan koloid yaitu menambahkan air dengan tujuan mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel koloid.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
Larutan sejati air panas sol
Jawab: A
5. Contoh koloid di bawah ini yang
merupakan sistem koloid padat dalam gas adalah....
a.
kabut
b. embun
c. asap
d. buih
e. batu apung
Pembahasan:
Asap merupakan sistem koloid padat dalam gas.
Jawab: C
b. embun
c. asap
d. buih
e. batu apung
Pembahasan:
Asap merupakan sistem koloid padat dalam gas.
Jawab: C
6. Pemberian tawas dalam proses air
minum dimaksudkan untuk....
a. mengendapkan
partikel-partikel koloid agar air menjadi jernih
b. membunuh kuman yang berbahaya
c. menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
d. menghilangkan bau tak sedap
e. memberikan rasa segar pada air
Pembahasan:
Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas (K2SO4.Al2(SO4)3). Koloid Fe(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.
Jawab: A
b. membunuh kuman yang berbahaya
c. menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
d. menghilangkan bau tak sedap
e. memberikan rasa segar pada air
Pembahasan:
Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas (K2SO4.Al2(SO4)3). Koloid Fe(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.
Jawab: A
7. Di antara beberapa percobaan
pembuatan koloid berikut:
1. larutan kalsium
asetat + alkohol
2. belerang + gula + air
3. susu + air
4. minyak + air
5. agar-agar yang dimasak
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah....
a. 1 dan 5
b. 1 dan 3
c. 2 dan 5
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
2. belerang + gula + air
3. susu + air
4. minyak + air
5. agar-agar yang dimasak
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah....
a. 1 dan 5
b. 1 dan 3
c. 2 dan 5
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
Pembahasan:
Koloid yang berubah menjadi gel (larutan padat) adalah pada percobaan:
1) larutan kalsium asetat + alkohol dipanaskan gel
2) agar-agar yang dimasak menjadi padat gel
Jawab: 1 dan 5
Jawab: A
Koloid yang berubah menjadi gel (larutan padat) adalah pada percobaan:
1) larutan kalsium asetat + alkohol dipanaskan gel
2) agar-agar yang dimasak menjadi padat gel
Jawab: 1 dan 5
Jawab: A
8. AS2S3 adalah koloid
bermuatan negatif. Larutan yang paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini
adalah....
a. kalium
fosfat
d. besi hidroksida
b. magnesium sulfat e. margarin
c. barium nitrat
Pembahasan:
AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif dan akan terkoagulasi bila dicampurkan dengan partikel koloid yang bermuatan positif, misalnya Fe(OH)3.
Jawab: D
b. magnesium sulfat e. margarin
c. barium nitrat
Pembahasan:
AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif dan akan terkoagulasi bila dicampurkan dengan partikel koloid yang bermuatan positif, misalnya Fe(OH)3.
Jawab: D
9. Sebutkan dua fasa pada sistem
koloid?
Pembahasan:
Sistem koloid terdiri atas dua fasa,
yaitu:
a. Fasa terdispersi
b. Fasa pendispersi
a. Fasa terdispersi
b. Fasa pendispersi
10. Apakah perbedaan
sifat fasa terdispersi dan pendispersi, berikan pula contohnya?
Pembahasan:
– Fasa terdispersi
bersifat diskontinu (terputus-putus), contoh: susu
– Fasa pendispersi bersifat kontinu, contoh: air
– Fasa pendispersi bersifat kontinu, contoh: air
11. Pembuatan koloid
dengan cara kondensasi dapat dilakukan melalui dua cara, sebutkan dan jelaskan!
Pembahasan:
a. Cara kimia
Pertikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi, seperti reaksi hidrolis, reaksi reduksi – oksida atau reaksi subtitusi.
b. Cara fisika
Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.
a. Cara kimia
Pertikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi, seperti reaksi hidrolis, reaksi reduksi – oksida atau reaksi subtitusi.
b. Cara fisika
Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.
12. Jelaskan cara
dispersi busur Bredig pada pembuatan sol-sol logam?
Pembahasan:
Logam yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam
akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi
sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan
cara dispersi dan cara kondensasi.
13. Mengapa partikel
koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati?
Pembahasan:
Hal ini disebabkan ukuran partikel
koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain itu
ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring
dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
14. Berikan contoh
koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari!
Pembahasan:
a.
Pada pembuatan es krim digunakan
gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena meng-gunakan suatu koloid pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen merupakan jenis koloid pelindung.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena meng-gunakan suatu koloid pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen merupakan jenis koloid pelindung.
BAB II Penutup
Kesimpulan : - Partikel
koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem
koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek
Tyndall.
-
Jika diamati dengan mikroskop ultra
ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang
disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara
molekul medium dengan partikel koloid.
|
|
makasih mbak informasinya
BalasHapuscara buat agar agar busa