Translate

Sabtu, 16 Mei 2015

Makalah Kimia Koloid

KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada
kita semua, sehingga kita dapat menyusun makalah Insya Allah dimuliakan oleh Nya.syukur yang tiada hentinya bagi TUHAN yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas  untuk mata pelajaran  kimia, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Sistem Koloid.
    Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.


Tim Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I SISTEM KOLOID
II.1. Perbedaan larutan Koloid dan Suspensi
II.2.Jenis-jenis Koloid dan contohnya
II.3. Sifat koloid dan contohnya
II.4. Koloid Liofil dan Liofol
II.5. Pembuatan Koloid
II.6. Contoh soal


BAB II KESIMPULAN
III.1. Kesimpulan



DAFTAR PUSTAKA



BAB I SISTEM KOLOID
 Perbedaan ,larutan Koloid dan Suspensi

 1.      Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat (unsur/molekul). Ketika ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut dan zat yang terlarut ini disebut soluble (dapat larut) dan yang lainnya yang tidak dapat larut disebut insoluble (tidak dapat larut). Garam dan gula sangat mudah larut dalam air.
Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang lebih besar disebut dengan pelarut dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Apa artinya bahwa suatu zat terlarut dalam zat lainnya? Hal ini berarti bahwa molekul-molekul dari zat terlarut terpisah dan terdistribusikan secara merata dalam pelarut.
Zat tidak dapat larut (insoluble) mempertahankan keadaannya agar tidak terdistribusi dalam pelarut. Biasanya yang digunakan sebagai pelarut adalah air, karena kebanyakan zat padat akan terlarut dalam air, tetapi sebenarnya hampir semua cairan dapat dijadikan pelarut.
Zat terlarut pun bisa berada dalam kondisi, padat, cair atau gas. Contoh larutan logam padat adalah baja (Fe+C), kuningan (Cu+Zn) dan perunggu (Cu+Sn). Kedua komponen logam tersebut saling elarutkan, sama seperti larutan dengan komponen cair atau gas. Contohnya adalah karbondioksida yang ditambahkan ke dalam minuman agar berbuih. Dalam air kolam, sungai dan juga laut, gas semisal oksigen, karbondioksida dan gas lainnya masuk ke dalam larutan secara alami. Kehadiran gas-gas ini dalam air memungkinkan adanya kehidupan dasar laut






 2. Suspensi ( Campuran )
Bilamana kita mencampurkan gula dengan air maka akan didapatkan larutan, namun jika kita mencampurkan pasir kedalam air, kita akan mendapatkan campuran. Ketika kita mencampurkan garam dan pasir maka yang akan kita dapatkan juga adalah campuran. Dengan menggunakan sepasang penjepit tipis akan dimungkinkan untuk memisahkan butiran pasir dari air atau sepotong batubara dari bubuk campuran, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan untuk memisahkan molekul-molekul gula dari air, karena ukurannya yang sangat kecil. Karena hal itulah yang membedakan suatu campuran dengan larutan. Dalam suatu campuran partikel-partikelnya berukuran cukup besar, sehingga mungkin untuk dipisahkan dengan menggunakan metode mekanik.
 Misalnya dengan menggunakan ayakan campuran dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian penyusunnya. Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan terhadap larutan dikarenakan ukurannya yang sangat kecil. Untuk memisahkan komponen dalam larutan harus menggunakan metode fisika seperti destilasi.
Jadi campuran tersusun dari pertikel-partikel yang berukuran cukup besar, sedangkan larutan tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil. Suspensi yang kadang kita temui, misalnya minuman kopi/ teh tubruk yang ampasnya bisa kita saring.
3. KOLOID
Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan partikel padat. Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar.
Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul. Hal yang membedakan koloid dari larutan dan campuran adalah pada ukurannya.
Koloid adalah tersebarnya partikel-partikel kecil dengan ukuran 10-7 sampai 10-5 cm. Jika partikel yang lebih besar dari 10-5 cm maka disebut dengan campuran dan jika ukuran partikel lebih kecil dari  10-7 cm maka disebut dengan larutan. 

Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
Perbandingan campuran
Aspek
Larutan
Koloid
Suspensi
Ukuran Partikel
< 10-7 cm
10-7 < s.d <10-5 cm
10-5 cm <
Jumlah Fasa
1
2
2
Distribusi Partikel
Homogeny
heterogen
Heterogen
Penyaringan
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
Dapat disaring
Kestabilan
Stabil, tidak memisah
Stabil,tidak memisah
Tidak stabil, memisah
Contoh
Larutan gula, larutan garam, udara bersih
Tepung kanji dalam air, mayonase, debu di udara
Campuran pasir dan air, sel darah merah dan plasma putih dal







Jenis-jenis Koloid dan contohnya
Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium pendispersi). Berdasarkan  fase terdispersi dan fase pendispersinya, koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
No
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama Koloid
Contoh

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Padat
Cair
Gas
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
Sol padat
Sol
Aerosol padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Buih/busa
Buih padat
Gelas berwarna, intan hitam, paduan logam
Sol emas, sol belerang, tinta, cat, tanah liat
Asap (smoke), debu
Kabut (fog), awan, embun
Susu, santan, minyak ikan, mayonaise
Jelly, mutiara, keju, mentega, nasi
Buih sabun, krim kocok, pasta
Karet busa, batu apung, styrofoam, kerupuk
a.     Sol 
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium pendispersi zat  cair.Contohnya sol sabun, sol deterjen, sol kanji.
b.     Aerosol
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi gas.Contoh  produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah CFC dan karbon dioksida.
c.     Emulsi
      Merupakan sistem koloid  dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi cair. Syarat terjadinya   emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :
-          Emulsi minyak dalam air ( M/A )
 Contoh : santan, susu, lateks
-          Emulsi air dalam minyak ( A/M )
 Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan
Untuk membuat emulsi diperlukan zat pengemulsi (emulgator). Contohnya, sabun  mengemulsikan minyak ke dalam air, kasein dalam susu, kuning telur dalam mayonaise.
d. Buih
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi gas  dalam medium pendispersi cair. Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.
e. Gel
Merupakan koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya.

Sifat koloid dan contohnya
  • Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
  •  Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
  • Adsorbsi Koloid
Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare
  • Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
                                                                           
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
  • Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Ø Perubahan suhu.
Ø Pengadukan.
Ø Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Ø Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

  • Koloid Pelindung
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
  • Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.
  • Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
  • Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis.
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
  • Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
Koloid Liofil
Koloid Liofob
  • Mengadsorpsi mediumnya.
  • Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar.
  • Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit.
  • Viskositas lebih besar daripada mediumnya.
  • Bersifat reversibel.
  • Efek tyndall lemah
  • Tidak mengadsorpsi mediumnya.
  • Hanya stabil pada konsentrasi kecil.
  • Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit.
  • Viskositas hampir sama dengan mediumnya.
  • Tidak reversibel.
  • Efek tyndall lebih jelas.




Koloid Liofil dan Liofol
Sifat-Sifat
Sol Liofil
Sol Liofob
Pembuatan
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
Muatan partikel
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
Memiliki muatan positif atau negative
Adsorpsi medium pendispersi
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
Viskositas (kekentalan)
Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
Penggumpalan
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan.
Sifat reversibel
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
Efek Tyndall
Memberikan efek Tyndall yang lemah
Memberikan efek Tyndall yang jelas
Migrasi dalam medan listrik
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel






Pembuatan Koloid
1. Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
Secara Kimia
Yaitu perubahan zat yang menghasilkan zat jenis baru.
a.       Reaksi Redoks
Yaitu reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang dihasilkan adalah hasil reduksi atau oksidasi.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq)
⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
b.      Reaksi Hidrolisis
Yaitu reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l)
⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
c.       Dekomposisi Rangkap atau Pertukaran Ion
Umumnya digunakan dalam membuat koloid dari zat yang sukar larut yang dihasilkan dari reaksi kimia. Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan As2O3 dengan larutan H2S
As2O3 (aq)+ 3H2S (g)
⎯⎯ As2S3 (koloid) + 6H2O(l)
     Secara Fisika
Dilakukan dengan menurunkan kelarutan suatu zat terlarut ,dengan cara mengubah pelarutnya
1.      pembuatan sol belerang
belerang larut dalam alcohol, tetapi larut dalam air. Bila larutan jenuh dalam alcohol di tuang dalam air,maka akan terbentuk so belerang (koloid)
2.       pembutan gel kalsium asetat
bila larutan jenuhkalsium asetat di campur dengan alcohol akan terbentuk gel (koloid)
2. Cara Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:
a. Cara mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
– Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
– Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
– Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
– Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Contoh:

– Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
– Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
– Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.
c. Cara busur bredig

Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.

Contoh soal
1. Di antara zat berikut yang termasuk aerosol ialah....
a.  kaca berwarna                 d.  Mutiara   
b.  cat                                   e.   Kabut
c.  busa sabun               
Pembahasan:
      Aerosol mempunyai fasa terdispersi cair dan fasa pendispesi gas. Contoh: kabut, awan, hair spray.
Jawab: E
2. Di bawah ini terdapat berbagai contoh koloid, manakah dari contoh tersebut yang tergolong sol liofil?
a.  kabut                                 d.  susu
b.  uap NH4Cl                        e.   agar-agar
c.  busa sabun                       
Pembahasan:
      Sol liofil adalah partikel-partikel padat dari koloid yang mengadsorpsi molekul-molekul cairan dan terbentuk selubung di sekitar patikel padat, contoh: agar-agar, sol agar-agar ini jika dipanaskan akan menjadi gel.    
Jawab: E
3. Sistem koloid yang dibuat dengan mendispersikan zat padat ke dalam cairan disebut....
a.  aerosol                               d.  sol
b.  emulsi                                 e.   agar-agar 
c.  buih                                   
Pembahasan:
      Jelas sistem koloid dimana fase terdispersinya padat dan pendispersinya cairan.
Jawab: D
4. Diberikan reaksi pembuatan koloid sebagai berikut....
(1) FeCl3(aq) + 3H2O(1)            Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
(2) 2H2(g) + SO2(g)  3S(s) + 2H2O(1)
(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq)   3SnCl4(aq) + 2Au(s)
(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 3H2O(1)
(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
         Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah.....
a. 1                                          d. 4
b. 2                                          e.   5
c. 3                                               
Pembahasan:
      Reaksi hidrolis pada pembuatan koloid yaitu menambahkan air dengan tujuan mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel koloid.
      FeCl3(aq) +        3H2O(l)   Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
      Larutan sejati      air panas sol
Jawab: A
5. Contoh koloid di bawah ini yang merupakan sistem koloid padat dalam gas adalah....
a.  kabut                                 
b.  embun                               
c.  asap                                   
d.  buih                                   
e.   batu apung
Pembahasan:
      Asap merupakan sistem koloid padat dalam gas.     
Jawab: C
6. Pemberian tawas dalam proses air minum dimaksudkan untuk....
a.  mengendapkan partikel-partikel koloid agar air menjadi jernih
b.  membunuh kuman yang berbahaya
c.  menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
d.  menghilangkan bau tak sedap
e.   memberikan rasa segar pada air
Pembahasan:
      Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas (K2SO4.Al2(SO4)3). Koloid Fe(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.                                                              
Jawab: A
7. Di antara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut:
1.   larutan kalsium asetat + alkohol
2.   belerang + gula + air
3.   susu + air
4.   minyak + air
5.   agar-agar yang dimasak
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah....
a.  1 dan 5                              
b.  1 dan 3                                    
c.  2 dan 5                              
d.  3 dan 4
e.   2 dan 4

Pembahasan:
      Koloid yang berubah menjadi gel (larutan padat) adalah pada percobaan:
1)   larutan kalsium asetat + alkohol dipanaskan  gel
2)   agar-agar yang dimasak menjadi padat  gel
      Jawab: 1 dan 5              
Jawab: A
8. AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif. Larutan yang paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah....
a.  kalium fosfat                   d.  besi hidroksida
b.  magnesium sulfat            e.   margarin
c.  barium nitrat                    
Pembahasan:
      AS2S3 adalah koloid bermuatan negatif dan akan terkoagulasi bila dicampurkan dengan partikel koloid yang bermuatan positif, misalnya Fe(OH)3.
Jawab: D
9. Sebutkan dua fasa pada sistem koloid?
Pembahasan:
Sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu:
a.   Fasa terdispersi
b.   Fasa pendispersi
10.   Apakah perbedaan sifat fasa terdispersi dan pendispersi, berikan pula contohnya?
Pembahasan:
–    Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), contoh: susu
–    Fasa pendispersi bersifat kontinu, contoh: air
11.   Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan melalui dua cara, sebutkan dan jelaskan!
Pembahasan:
      a.   Cara kimia
      Pertikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi, seperti reaksi hidrolis, reaksi reduksi – oksida atau reaksi subtitusi.
      b.   Cara fisika
      Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.

12.   Jelaskan cara dispersi busur Bredig pada pembuatan sol-sol logam?
Pembahasan:
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
13.   Mengapa partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati?
Pembahasan:
Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
14.   Berikan contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari!
Pembahasan:
a.       Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena meng-gunakan suatu koloid pelindung
c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen merupakan jenis koloid pelindung.

BAB II Penutup
Kesimpulan : Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
      -  Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.



 

1 komentar: